Books
[REVIEW BUKU] HOLY MOTHER – AKIYOSHI RIKAKO.
Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Hanomi tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh. Berita itu membuat Hanomi mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai. Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?
©Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Cetakan Kedua
Penerbit Haru, Januari 2017
Penerbit Haru, Januari 2017
277 hlm.
***
Saya adalah tipe orang yang harus melihat review atau menunggu direkomendasikan oleh seseorang yang saya yakini seleranya sama dengan saya, sebelum memutuskan untuk membaca sebuah buku. Tentu saja membaca buku membutuhkan waktu yang tidak sebentar, jadi saya tidak mau menghabiskan waktu untuk membaca sebuah buku yang kurang oke.
Akiyoshi Rikako adalah penulis yang namanya cukup asing bagi telinga saya. Penulis berkebangsaan Jepang yang saya tahu hanya Haruki Murakami, itupun saya belum pernah sekalipun membaca karyanya. Saya benar-benar buta dan tak memiliki gambaran sedikitpun tentang gaya penulis Jepang ini.
Karena beberapa waktu belakangan saya sering mendapati buku-buku Akiyoshi Rikako banyak di posting oleh bookstagamer Indonesia, akhirnya saya mulai mencari tau tentang buku-buku Akiyoshi Rikako ini.
Akiyoshi Rikako sudah menerbitkan beberapa novel. Holy Mother adalah novel kedua. Novel pertamanya adalah Girls in the Dark. Sepertinya Akiyoshi Rikako ini merupakan penulis spesialis thriller-crime-mystery. Novel-novel yang dia terbitkan hampir semuanya serupa genrenya.
Saya agak kurang percaya sebenarnya dengan novel ini. Alasannya sederhana, novel ini diterbitkan oleh penerbit haru yang ada dalam satu payung dengan penerbit spring, yang mana setahu saya penerbit ini menerbitkan buku-buku terjemahan yang drama dan yang lebih cocok dibaca oleh pembaca perempuan.
Beberapa buku terbitan penerbit spring terlalu sweet buat saya. Tapi ketertarikan saya terhadap novel milik Akiyoshi Rikako ini muncul setelah saya membaca sinopsis di belakang sampul buku ini. Premisnya tentang sebuah pembunuhan, dengan stempel “novel dewasa”, saya yakin novel ini cukup dark dan bisa saya nikmati.
Berbekal beberapa review yang menyatakan bahwa buku ini sangat bagus, dengan plot twistnya yang tidak bisa ditebak, akhirnya saya spekulasi membeli novel ini—yang kebetulan juga sedang ada diskon di bazzar Gramedia.
Novel ini diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tau. Ada 3 tokoh utama dalam novel ini, pertama Hanomi seorang ibu, Sakaguchi dan Tanizaki dari pihak kepolisian, dan Makoto seorang siswa SMA di kota Aidee. Setiap bab mengisahkan kejadian dari kacamata tiap-tiap tokoh ini. Gaya berkisah semacam ini saya cukup suka karena ada banyak prespektif yang dihadirkan.
Dasar ceritanya adalah sebuah pembunuhan terhadap seorang anak laki-laki yang terjadi di kota Aidee. Anak laki-laki ini dibunuh secara brutal, dimutilasi, dan didapatkan bekas kekerasan seksual setelah dibunuh. Hanomi, seorang ibu yang pernah mengalami sulitnya mendapatkan anak, menjadi khawatir terhadap putri satu-satunya. Sebisa mungkin, dia ingin melindungi putri satu-satunya itu.
Premis cerita yang mengangkat soal pembunuhan ini cukup menarik perhatian saya memang, namun nyatanya membaca bab pertama novel ini agak menggelisahkan bagi saya. Saya takut novel ini dibawah expektasi saya.
Beruntunglah saat itu saya sedang selo sehingga masih melanjutkan membaca novel ini. Beruntung juga saya masih betah untuk membaca novel ini, karena di Bab 3 saya mendapati kejutan awal yang cukup mampu menahan saya untuk terus melanjutkan membaca novel ini.
Karena baru pertama kali membaca karya Akiyoshi Rikako, saya sama sekali awam dengan gaya menulisnya. Setelah membaca novel ini, saya sedikit bisa meraba gaya menulis Akiyoshi Rikako.
Akiyoshi Rikako menulis dengan sangat detail. Dia banyak menjelaskan detail-detail kecil yang menguatkan latar belakang setiap hal. Contohnya seperti Hanomi yang sangat overthinking dan sangat khawatir dengan keselamatan anaknya, hal ini dilatar belakangi dirinya yang mengalami kesulitan mendapatkan anak. Dia melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan anak, sehingga saat sudah mendapatkan anak, dia ingin melindungi anaknya dengan segala cara.
Analisis kriminal dari Sakaguchi dan Tanizaki juga dihadirkan dengan cukup detail dan terasa begitu nyata. Saya sebagai pembaca tidak merasa dibodohi. Akiyoshi Rikako jeli menyampaikan analisis kriminal dengan menunjukan berbagai kemungkinan.
Detail-detail ini menguatkan ceritanya. Plot cerita menjadi utuh, tidak bolong. Namun di tengah-tengah novel, ada banyak sekali flash back yang agak membosankan bagi saya. Flashback ini memang semakin menguatkan motif si tokoh, dengan menebalkan latar belakangnya, namun jujur hal ini membuat saya bosan dan sedikit lompat-lompat waktu membaca.
Tapi semakin mendekati akhir, kebosanan saya terbayar. Akiyoshi Rikako benar-benar jenius dalam membangun struktur cerita misteri kriminal di novel ini.
Mendekati akhir beberapa kartu misteri mulai dibuka satu persatu. Setiap kartu misteri yang dibuka, selalu membuat mulut saya mengeluarkan kata-kata pisuhan.
Saya merasa dipermainkan. Jalan cerita benar-benar ada di tangan Akiyoshi Rikako. Setiap prediksi yang saya buat mengenai arah cerita di novel ini semuanya zonk. Apalagi setelah di bagian akhir, asu, bajingan, kontol boyo, dan semua bentuk pisuhan yang saya tau, saya keluarkan semua. Twistnya benar-benar diluar pikiran saya.
Akhirnya saya membuktikan sendiri pernyataan para reviewer novel ini yang memuji plot twistnya. Plot twist di novel ini memang sangat brengsek bagusnya.
Saat membuat review ini pun, saya cukup kesulitan karena ada banyak hal yang harus saya tutup. Jika pembaca mengetahui sedikit spoiler di bagian yang cukup riskan menguak kebenaran, sensasi membaca akan berkurang. Kekuatan novel ini memang ada di plot twistnya.
Jadi apa saya kecewa? Tentu saja tidak. Saya cukup puas dengan Holy Mother. Akiyoshi Rikako sangat apik membangun kisah gelap di novel ini. Kalian yang melihat segala sesuatu hanya dari sisi putih dan hitam (kebaikan dan kejahatan) akan dikacaukan pandangannya, bahwa masih ada sisi abu-abu dalam setiap hal, yang mana kebaikan dan kejahatan akan tersamarkan. (JA)
Quotes Holy Mother :“Seorang ibu yang melindungi anaknya akan mengerahkan seluruh kekuatannya.” – Hal 18.“Tapi, seorang anak benar-benar berharga. Sebelum dia lahir, kami benar-benar satu tubuh. Meskipun sesudah lahir kami berpisah menjadi dua tubuh, saya merasa bahwa kami terhubung lewat pusar kami. Meskipun kami berjauhan, rasanya anak itu ada di sisi saya. Antena saya selalu mengarah kepada anak saya.” – Hal 139.
Tidak ada komentar