Movies
[REVIEW FILM] TRAIN TO BUSAN : Wabah Zombie Menyerang Korea.
Sinopsis : Sebuah virus zombie menyerang Korea tiba-tiba, tanpa diketahui penyebabnya. Seok-woo (Gong Yoo) mengantar anaknya, Su-an (Kim Su-an) untuk bertemu dengan ibunya di Busan menggunakan kereta. Tiba-tiba seorang wanita tak dikenal masuk kedalam kereta dengan kondisi sudah terinfeksi virus zombie. Di dalam kereta, wanita tersebut berubah menjadi zombie dan menginfeksi penumpang lain. Kereta menuju Busan ini kemudian dipenuhi zombie dan para penumpang yang belum terinfeksi berusaha mempertahankan diri.
Director: Yeon Sang-ho
Writer: Park Joo-suk
Cast: Gong Yoo, Kim Su-an, Jung Yu-mi, Ma Dong-seok, Kim Eui-sang, etc.Published: 31 August 2016 (IND)
Rating : 7.5/10
***
Jujur saja, saya bukanlah seorang yang mengikuti hal-hal berbau Korea. Jika ditanya alasannya, mungkin karena saya merasa sentimen terhadap Korean Wave yang mengambil alih perhatian semua perhatian wanita hingga saya akhirnya diabaikan (alah gayamu Jho).
Tidak banyak film Korea yang saya konsumsi. Yang cukup membuat kesan mendalam mungkin adalah film Hello Ghost. Selebihnya hanya berlalu begitu saja. Saya menonton beberapa film Korea karena penasaran. Tapi nyatanya kebanyakan tidak cukup meninggalkan kesan. Mungkin memang selera saya tidak terkoneksi dengan film Korea.
Namun sepertinya film Train To Busan menjadi film Korea yang membuat saya cukup terpikat. Baru kali ini saya menonton film Korea dengan perasaan puas.
Tidak seperti film-film Zombie pada umumnya yang penuh dengan adegan tembak-tembakan dan action yang wah, di film ini hal-hal semacam itu tidak ada sama sekali. Saya bahkan tidak habis pikir, bagaimana sang sutradara bisa membuat film zombie dengan balutan drama yang amat kental.
Action yang ditunjukan dalam film ini tidaklah megah, namun saya malah menyukainya karena terkesan lebih realistis. Setiap karakter ditunjukan sangatlah manusiawi. Tidak ada yang tiba-tiba jadi superhero dan ahli dalam membasmi zombie. Film ini menunjukan bagaimana seorang manusia biasa berusaha bertahan hidup, dengan apa yang mereka punya, semampu mereka. Film ini mungkin adalah gambaran paling pas jika wabah zombie benar-benar terjadi secara real.
Zombie di film ini juga cukup unik. Tidak seperti zombie di film-film Hollywood yang berjalan lambat, di film ini para zombie bisa bergerak dengan sangat cepat. Namun para zombie ini tidak memiliki intelegensi cukup dan hanya menyerang secara membabi buta apa yang mereka lihat (saat mereka tidak melihat, mereka tidak akan melakukan apa-apa).
Berdasarkan informasi yang saya dapat, Yeon Sang-ho mendesain zombie semacam ini dengan memodifikasi zombie yang ditampilkan dalam film 28 Days Later milik Danny Doyle.
Selain itu kabarnya gerakan yang dilakukan zombie ini bukanlah gerakan asal-asalan, namun koreografinya benar-benar dikonsep secara serius. Salut dengan hal ini, produksinya niat banget.
Plot cerita di film ini tidak dijelaskan secara mendetail oleh Yeon Sang-ho. Namun saya malah menyukainya. Memang seharusnya sutradara tidak menganggap penonton adalah seorang yang bodoh dimana segala hal harus didiktekan. Penjelasan dari beberapa hal disampaikan melalui gambar, dimana penonton diajak untuk mencerna sendiri maksud dari gambar atau adegan yang ditampilkan.
Meski berlatar film zombie, film ini sangat kental dengan drama. Hampir setiap moment selalu ada drama yang ditunjukan. Drama bagaimana saat orang tersayang menjadi zombie, drama bagaimana kerasnya berjuang melindungi orang yang disayangi supaya tidak terinfeksi, dan drama-drama lainnya yang hampir di setiap lini film selalu ditunjukan. Sepertinya Korea memang jagoan untuk urusan memasukan unsur drama.
Saya cukup puas dengan film ini. Sepertinya film ini akan cukup meninggalkan kesan. Silahkan menonton, bahkan jika kamu bukanlah penikmat film Korea. Mungkin kamu akan menyukainya. (JA)
Tidak ada komentar